Jumat, 13 Juni 2014

Kisah Inspiratif, Inspirasi Hidup ” Hazel Soares: Si Nenek Renta Yang Sukses Raih Gelar Sarjana “

OAKLAND - Tak pernah ada kata terlambat untuk memperoleh gelar kesarjanaan. Buktinya, wanita usia 94 tahun asal Amerika Serikat yang termasuk diantara 500 wisudawan dalam sebuah upacara di Mills College.

"Memang membutuhkan waktu lama bagi saya karena memiliki kehidupan yang sibuk. Akhirnya saya bisa melakukannya dan membuat saya merasa sangat bangga," ujar Hazel Soares.

Soares yang memiliki 6 anak dan 40 cucu serta cicit itu tercatat sebagai orang kedua tertua yang meraih gelar sarjana.

Nola Ochs dari Kansa masih tercatat sebagai orang tertua meraih gelar sarjana dari Fort Hays State University tiga tahun lalu, pada usia 95 tahun, berdasarkan catatan Guinnes Book of World Records. Saat ini, Ochs yang berusia 98 tahun itu berhasil meraih gelar Master untuk studi liberal dari Fort Hays.

Terlahir di Richmond, California pada tahun 1915, Soares mengatakan dia ingin duduk dibangku kuliah setelah lulus dari Roosevelt High School in Oakland tahun 1932. Namun, saat itu terjadi krisis besar-besaran. "Kecuali Anda memiliki bantuan, sangat mustahil untuk bisa masuk universitas. Namun, keinginan itu tidak pernah hilang," tuturnya.

Soares kemudian mengalami dua kali pernikahan dan membesarkan enam anak. Dia bekerja sebagai perawat dan penyedia jasa penyelenggara acara sebelum pensiun dan memutuskan untuk mengejar impiannya untuk meraih gelar sarjana.

Nenek tersebut harus menghabiskan enam tahun kursus di Chabot College yang diselesaikannya pada usia 85 tahun. Kemudian, Soares masuk Mills College pada tahun 2007. "Kami sangat kagum dan bangga terhadap keberhasilan ibu saya," ujar Regina Hungerford, anak bungsu Soares. "Hal terbesar yang diajarkannya, kita tidak pernah terlalu tua untuk belajar," tegasnya.

Pada upacara wisudawan Sabtu (15/5), Soares secara khusus memperoleh ucapan selamat dari pembicara utama Universitas, Nancy Pelosi yang disambut dengan sorak-sorai dari rekan-rekannya serta lebih dari 40 anggota keluarga yang hadir.  Soares mengaku tidak berencana bersantai-santai setelah meraih gelar tersebut. 
Memiliki gelar sarjana dibidang sejarah seni, dia berharap dapat bekerja di museum sekitar San Fransisco Bay.

Dia sendiri mengakaui tidak mengetahui bagaimana memiliki umur panjang, mengingat tak ada anggota keluarganya yang berusia seperti dirinya. Soares mempercayai, hal itu terkait dengan kebiasaannya yang menkonsumsi banyak sayuran segar.  
Kini Soares masih menyetir mobil sendiri dan memeriksakan kesehatannya hanya satu kali saja tiap tiga tahun. Dia mengaku, tidak mengkonsumsi obat-obatan apa pun. "Tidak ada alasan mengapa Anda tidak bisa kembali. Sebagian orang menyerah atau menunda idenya dengan alasan terlambat atau terlalu sulit. Mereka mungkin tidak menyadari, sekali Anda mencoba maka akan sangat menyenangkan kembali ke sekolah," ujarnya bersemangat.

Red: Ririn Sjafriani (Republika OnLine)

Kamis, 12 Juni 2014

Mencintai Proses

Seorang pemuda sedang mengamati kepompong yang tergantung di sebuah pohon. Tertarik melihat apa yang ada dalam kepompong itu, ia betah berlama-lama mengamati dan menunggu apa yang terjadi. Tiba-tiba dari dalam kepompong, dengan sangat susah payah dan perlahan-lahan keluarlah ulat yang akan berubah menjadi kupu-kupu. Hanya saja sayap kupu-kupu itu masih sangat lemah dan belum sempurna bentuknya. Kasihan dengan perjuangan kupu-kupu bayi ini, ia pun membantu dengan merobek kepompong dan melepaskan kupu-kupu tersebut. Apa yang terjadi kemudian? Kupu-kupu itu memang terbebas dari kepompong dan awalnya bisa terbang. Namun, tidak lama kemudian kupu-kupu itu terhempas jatuh karena bentuk sayapnya belum sempurna. Dan perlahan namun pasti, kupu-kupu itu mati lemas karena kondisi tubuhnya yang belum sempurna itu. 

Banyak orang seperti pemuda di atas. Berusaha membantu Tuhan untuk mempercepat proses kehidupan yang sedang Tuhan lakukan dalam kehidupannya. Banyak orang lebih memilih jalan instan dan menghindari jalan-jalan panjang proses kehidupan. Alasannya banyak, terlalu lama, terlalu sakit, terkadang karena kurang sabar dan kurang mampu mencintai proses yang dari Tuhan.

Hanya seorang pecundang yang menyukai proses hidup yang instan

 Sebagai contoh: Yusuf mengalami dan merasakan saat-saat Tuhan memproses dia sedemikian rupa. Sebenarnya Yusuf bisa saja mengambil jalan pintas. Bisa saja setelah mendapatkan mimpi, dia langsung hijrah ke Mesir dan mulai meniti karier, atau bisa saja dia mencari relasi dan mulai menceritakan mimpi yang ia dapatkan. Dengan kata lain, terbuka jalan yang begitu lebar bagi Yusuf untuk memilih jalan pintas.

Namun, Yusuf bukanlah seorang pecundang kehidupan. Dia memilih menjalani dan mencintai proses saat Tuhan membentuknya. Dia percaya bahwa ketika Tuhan memberikan visi, Tuhan pasti memiliki cara yang terbaik untuk mengantarkannya pada pencapaian visi. Dan Yusuf tidak pernah berusaha untuk lari dari proses yang sedang Tuhan lakukan dalam hidupnya: dia belajar mengambil pelajaran sebaik mungkin. Tidak heran ketika dia naik takhta dan meraih apa yang diimpikan, dia tidak menjadi orang yang sombong dan besar kepala. Sebaliknya, berkat tempaan proses yang panjang dan menyakitkan, Yusuf tampil menjadi seorang muda yang mampu bertahan di masa sukar dan menyelesaikan masalah-masalah yang sukar. Kalau dulu Yusuf memilih jalan instan, bisa jadi dia tidak akan sanggup mencari solusi bagi masalah kelaparan yang siap menghadang tujuh tahun lamanya.

Hidup yang maksimal tidak akan pernah kita capai melalui jalan-jalan instan

Tuhan rasa-rasanya tidak membutuhkan bantuan kita untuk membuat kita sampai ditujuan akhir dan hidup maksimal. Tuhan hanya membutuhkan kerjasama kita untuk setia dan bertahan dalam proses yang Ia lakukan dalam hidup kita. Jalan pintas tidak akan pernah berhasil mengantarkan kita dalam tangga tingkat maksimal hidup. Malah bisa jadi kita akan berakhir seperti kupu-kupu malang di atas. Kita kadangkala sering berpikir miring: menganggap bahwa Tuhan tidak mengasihi kita sehingga kita harus hidup menderita. Menganggap bahwa Tuhan menganaktirikan kita dengan membuat banyak masalah sulit datang bertubi-tubi. Padahal, kita tidak mengetahui bahwa dibalik kesulitan dan masalah; Tuhan sedang merenda dan menenun kita menjadi orang dengan mental yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih berdaya tahan.
Kita tidak perlu membantu Tuhan. Kita hanya perlu belajar saja mencintai proses kehidupan yang sedang kita alami, lengkap dengan segudang duka, penderitaan dan masalah pelik yang datang menerpa. Percaya saja! Semuanya itu sudah diatur dengan saksama oleh Yang di Atas Sana.

Kadangkala Tuhan menenangkan badai kehidupan kita;
namun lebih sering Ia membiarkan badai kehidupan itu mengamuk
dan Ia memampukan kita untuk menenangkannya

Selasa, 10 Juni 2014

Belajar dari Merpati

  • Merpati adalah burung yang tidak pernah mendua hati. Coba perhatikan, apakah ada merpati yang suka berganti pasangan? Jawabannya adalah "tidak"! Pasangannya cukup satu seumur hidupnya.
  • Merpati adalah burung yang tau kemana dia harus pulang. Seberpa pun merpati terbang jauh, dia tidak pernah tersesat untuk pulang. Pernahkah ada merpati yang pulang ke rumah yang lain? Jawabannya adalah "tidak"!
  • Merpati adalah burung yang romantis. Coba perhatikan ketika sang jantan bertalu-talu memberikan pujian, sementara sang betina tertunduk malu. Pernahkah kita melihat mereka saling mencaci? Jawabannya, "tidak"!
  • Burung merpati tau bagaimana pentingnya bekerja sama. Coba perhatikan ketika mereka bekerja sama membuat sarang. Sang jantan dan betina saling silih berganti membawa ranting untuk anak-anak mereka. Apabila sang betina mengerami, sang jantan berjaga diluar kandang. Dan apabila sang jantan kelelahan, sang jantan gantian mengerami. Pernahkah kita melihat mereka saling melempar pekerjaan? Jawabannya, "tidak"!
  • Merpati adalah burung yang tidak mempunyai empedu, ia tidak menyimpan "kepahitan" sehingga tidak menyimpan dendam.

Jika seekor burung merpati bisa melakukan hal-hal diatas, mengapa manusia tidak bisa?
Hidup itu indah jika kita saling mengerti, berbagi, dan menghargai!


Mimpi Besar

Dua butir telur sedang berdiskusi ingin menjadi apa mereka kelak. Telur pertama berkata, "Aku ingin menjadi tiram. Dia hanya diam dalam air dan makanan akan datang dengan sendirinya seiring dengan arus laut. Dia tidak perlu bersusah payah mengambil keputusan dan inisiatif juga tidak perlu bertanggung jawab terhadap siapa pun."
Telur kedua tidak sependapat. Dia ingin menjadi seekor elang, dia bebas kemana pun dia ingin pergi dan bebas mengambil keputusan serta menentukan jalan hidupnya sendiri. Seekor elang tidak mengikuti arus lautan, tetapi bisa mengatur dan kadang kala melawan arus angin.
Dari cerita dua butir telur tadi, kira-kira kamu ingin jadi yang mana? Tiram yang cuma pasrah dan merasa puas dengan keadaan yang sekarang atau seekor Elang yang bebas menentukan hidupnya dan pergi kemana saja dia suka.
Seorang pemenang akan berkata, “Memang tidak mudah... tetapi bisa!” Namun, seorang pecundang akan berkata, “Memang bisa... tetapi tidak mudah.”

“Kehidupan diciptakan dua kali.
Satu di alam pikiran atau mental dan
yang kedua adalah di alam nyata.”
Stephen R. Covey

Yusuf memang layak disebut pemimpi! Besar sekali mimpinya, sampai-sampai kakak-kakaknya resah dan iri (Kisah Para Rasul 7:9). Mimpi sangat diperlukan. Tanpa mipi atau visi semua hal tidak akan pernah terjadi dan tidak akan diperoleh.
Nelayan memerlukan kompas sebagai penentu arah ditengah lautan, perancang busana perlu membuat pola untuk membuat pakaian, begitu pula seorang arsitek perlu membuat rancangan dan perhitungan bangunan terlebih dahulu (blueprint) sebelum membangun; tidak ada profesi yang dikerjakan asal-asalan. Bagaimana dengan hidupmu? Sudahkah kamu memiliki kompas dan pola untuk hidupmu? Tahukah akan kemana dan menjadi seperti apa hidupmu di 5, 10, atau 15 tahun mendatang?

“A person without vision for the future,
will always go back to the past.”
A.R. Bernard

Masalah atau tantangan tidak akan pernah menghentikanmu jika engkau memiliki visi. Mimpilah yang memberikan kekuatan kepada yang memilikinya. Yusuf tetap kuat sekalipun hidup dalam pembuangan, masuk dalam penjara karena fitnah, dan dilupakan oleh sang juru minuman. Dia tidak pernah bersedia menyerah terhadap masalah yang dihadapinya karena dia memiliki mimpi menjadi pemimpin diantara keluarganya.
Victor Frankl adalah seorang psikiater yang sukses sebelum Nazi melemparkannya ke camp konsentrasi. Bertahun-tahun kemudian ketika memberikan ceramah, ia berkata, “Hanya ada satu alasan mengapa saya ada disini sekarang: yang membuat saya tetap hidup adalah Anda, Saudara. Saya “memiliki tujuan” bahwa pada suatu hari kelak, saya akan berada disini mengatakan kepada Anda bahwa saya, Victor Frankl, selamat dari camp konsentrasi Nazi. Saya tidak pernah berada disini sebelumnya, saya tidak pernah melihat satu pun dari Saudara, dan saya tidak pernah memberikan ceramah ini sebelumnya. Akan tetapi dalam “mimpi itu,” saya berdiri dihadapan Anda dan mengucapkan kata-kata ini beribu-ribu kali.” Mimpilah yang membuat perbedaan.
Buanglah kata-kata negatif yang membuat kamu tidak bisa melihat mimpi Allah dalam kehidupanmu; dan kamu tidak perlu mencoba menjadi orang lain karena Allah memiliki tujuan yang istimewa untuk hidupmu. Bekerja keras dan andalkan Dia yang akan membuat perjalanan hidupmu berhasil.

Jadilah seperti perangko
melekat pada satu hal hingga tiba
di tempat tujuan.

Senin, 09 Juni 2014

Belajar pada Naruto Arti Kefokusan Diri

Ketika Anda ditanya, “Tahukah Anda dengan tokoh kartun Naruto?”, pasti jawabannya Anda tahu. Seorang tokoh kartun yang sangat luar biasa perjuangannya untuk mengembangkan dirinya menjadi seorang leader (Hokage) di perguruannya. 

Meskipun Naruto adalah anak yang awalnya banyak yang tidak menyukainya karena dianggap sebagai anak siluman musang. Serta ketika mendaftarkan dirinya ke perguruannya mendapat tolakan dari pengurus. Akan tetapi Naruto tidak patah semangat, ia mampu untuk meyakinkan para pengurus perguruannya bahwa ia layak untuk menjadi bagian dari mereka.

Kejadian pahit yang dialami Naruto belum selesai sampai di situ, la juga harus berteman dengan orang-orang yang meremehkannya, bahkan Naruto sempat dikucilkan karena tindakan-tindakan konyol dan kebodohannya dalam memperoleh pelajaran dari perguruan. Meskipun Naruto dianggap sebelah mata oleh sebagian kalangan dalam perguruannya, tidak lantas membuat dirinya menjadi orangyang rendah diri. Naruto tetap bersemangat dan percaya diri bahwa dirinya mampu untuk setidaknya menyamai ilmu seperti apa yang telah didapatkan oleh teman-temannya di perguruannya. 

Naruto tetap fokus kepada pembelajaran yang ia dapatkan dengan terus mengasahnya melalui latihan-latihan yang ia lakukan. Bahkan karena dirinya mempunyai tingkat kefokusan yang tinggi, Naruto terus berlatih, walaupun saat itu adalah waktu untuk beristirahat. Di kala teman-temannya sedang beristirahat dan tertidur lelap ia masih berlatih, dan berlatih untuk dapat menguasai ilmu yang diajarkan oleh gurunya. ia terus berlatih, meskipun para gurunya tidak memantaunya, dan karena ia jatuh sakit. Akan tetapi, sakit yang dialaminya tidaklah lama, ia kembali berlatih dan terus berlatih hingga ia dapat menggapai keinginannya. Hal itu ia lakukan saat berlatih menguasai ilmu “1000 Bayangan” yang selanjutnya akan menjadi jurus andalannya, bahkan karena kemampuannya Naruto menjadi tulang punggung (andalan) perguruan dalam melawan musuh-musuh dari luar perguruannya. 

Dan, karena kemampuannya tersebut banyak orang yang mengaguminya, bahkan teman-teman yang dahulu menganggap remeh Naruto, sekarang menjadi kagum kepadanya. Bukan sampai di situ saja, banyak seniornya yang memprediksikan bahwa Naruto adalah Hokage perguruan di masa yang akan datang. 

Kisah yang dialami oleh Naruto juga pernah dialami oleh sebagian orang-orang sukses di dunia ini. Mereka mampu melewati fase-fase sulit dalam hidup mereka. Kata kuncinya adalah kefokusan diri mereka terhadap target yang akan dicapai dengan dilakukan secara konsisten. Ketika seseorang telah fokus pada tujuan, maka ia tidak akan mudah terpengaruh oleh godaan-godaan dari luar yang akhirnya akan menjerumuskannya dalam kegagalan. Banyak sekali tipu muslihat yang ditawarkan, baik melalui finansial, jabatan, dan lain sebagainya, hingga membuat orang mau melakukan perbuatan yang haram untuk mencapai yang direncanakan, dan meinggalkan usaha yang telah dijalani. Sehingga ketika kegagalan menghampirinya, barulah mereka sadar dan menyesal. Hal ini juga dialami oleh tokoh Naruto, yang mana ia tetap fokus pada targetnya dengan berlatih secara mandiri dan konsisten, serta bersikap optimis sehingga mengantarkannya menjadi orang sukses dalam perguruannya, hingga melebihi teman-teman sebayanya. Padahal dulu Naruto selalu di pandang sebelah mata karena kekurangpandaiannya dalam menguasai jurus yang diajarkan kepadanya. Akan tetapi, kenyataan kini berbeda 180 derajat ketika kini banyak orang-orang yang mengagung-agungkan Naruto dan mengandalkannya di perguruan. Begitu juga dengan Anda, ketika Anda mampu untuk berfokus diri dan terus berjuang, maka Anda akan mampu melewati fase ujian ini.

Sumber : http://kisahsukses.info/belajar-pada-naruto-arti-kefokusan-diri.html